informastion society atau
masyarakat informasi adalah suatu keadaan masyarakat dimana produksi,
distribusi dan manipulasi suatu informasi menjadi kegiatan utama.
Information society atau
masyarakat Informasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
sebuah masyarakat dan sebuah ekonomi yang dapat membuat kemungkinan terbaik
dalam menggunakan informasi dan teknologi komunikasi baru (new information and communication
technologies(ICT’s)).
Perkembangan Masyarakat
Menurut Bell (1973) masyarakat
mengalami beberapa tahap hingga akhirnya dapat menjadi masyarakat informasi.
Mulai dari masyarakat agraris, masyarakat industri, hingga akhirnya menjadi
masyarakat informasi.
1.
Masyarakat
Agraris
Sampai dua ratus tahun
yang lalu ekonomi dunia bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah
tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan.
Adapun ciri-ciri dari
masyarakat agraris adalah:
a.
SDA
yang dimiliki berupa angin, air, tanah, dan manusia.
b.
Sumber
daya alam yang di butuhkan berupa alam sebagai bahan mentah.
c.
Mayoritas
masyarakat bekerja sebagai petani dan tidak mempunyai keahlian.
d.
Masih
menggunakan peralatan manual.
e.
Perkembangan
yang terjadi secara tradisional.
f.
Mode
produksi di bidang pertanian, peternakan, pertambangan, perikanan.
2.
Masyarakat
Industri
Masyarakat industri
terwujud pasca terjadinya revolusi Industri di Inggris sejak ditemukannya mesin
uap pada tahun 1712.
Di bidang media, pada
tahun 1830-an, dengan berkurangnya buta huruf dan berkembangnya berbagai produk
baru hasil dari industri baru, maka mulai muncul pemikiran tentang perlunya
iklan, yang berfungsi menampilkan suatu jenis produk baru. Dan mulai perioda
ini mulailah muncul gagasan – gagasan tentang pemasangan iklan surat kabar
(koran), radio dan film.
Adapun ciri-ciri dari
masyarakat industri adalah:
a.
Mendayagunakan
sumber daya listrik dan bahan baker.
b.
Memerlukan
modal.
c.
Mayoritas
masyarakat sebagai ahli mesin dan mempunyai keahlian.
d.
Menggunakan
peralatan mesin.
e.
Menerapkan
perkembangan pertumbuhan ekonomi.
f.
Mode
produksi berupa produsen, distributor, dan konstruksi berat.
3.
Masyarakat
Informasi
Pada akhir 50-an dimana
mulai berkembang teknologi komunikasi bersamaan dengan berkembangnya teknologi
komputer, maka pekerja yang bergerak di bidang media dan informasi menjadi
sekitar separuh dari jumlah jenis pekerjaan yang ada, yang ini dimulai sekitar
akhir tahun 60-an.
Apapun namanya, dalam era
informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam
hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi
suatu dusun semesta atau “Global village”. Sehingga sering kita dengar istilah
“jarak sudah mati” atau “distance is dead” makin lama makin nyata kebenarannya.
Adapun ciri-ciri dari
masyarakat informasi adalah:
a.
Adanya level
intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang tinggi) dalam
kehidupan masyarakatnya sehari – hari pada organisasi – organisasi yang ada,
dan tempat– tempat kerja
b.
Penggunaan
teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta
kegiatan– kegiatan lainnya.
c.
Kemampuan
pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh
Ada lima
sudut pandang untuk mendefinisikan tentang masyarakat informasi, dengan
kriteria masing-masing. Kriteria tersebut adalah teknologi, ekonomi, pekerjaan,
spasial, dan budaya.
Dalam aspek teknologi, definisi yang paling umum tentang masyarakat
informasi menekankan pada inovasi teknologi yang spektakuler. Ide kuncinya
adalah bahwa terobosan dalam proses informasi, penyimpanan dan transmisinya
tampaknya telah mendorong ke arah aplikasi teknologi informasi (IT) pada
seluruh sudut dan aspek kehidupan masyarakat.
Sementara itu, dalam aspek ekonomi, ada subdivisi dalam ilmu ekonomi
yang memperhatikan “ekonomi informasi.” Fritz Machlup (1902-1983), misalnya,
membuat penilaian tentang ukuran dan pertumbuhan industri-industri informasi.
Ia membedakan lima kelompok besar industri (yang kemudian dipecah lagi menjadi
50 cabang). Lima kelompok besar itu adalah: pendidikan (sekolah, perpustakaan,
universitas); media komunikasi (radio, TV, periklanan); mesin-mesin informasi
(komputer, alat musik); jasa informasi (hukum, asuransi, kedokteran); dan
aktivitas informasi lainnya (riset dan pengembangan, aktivitas nirlaba).
Pengukuran popular dari kemunculan masyarakat informasi
ialah pengukuran yang terpusat pada perubahaan pekerjaan. Dalam masyarakat informasi,
pradominansi pekerjaan ditemukan dalam pekerjaan informasi.
Konsepsi masyarakat
informasi ini digambarkan dalam perspektif geografi. Disini, penekanan besarnya
adalah pada jaringan informasi yang menghubungkan banyak lokasi sehingga
mempunyai dampak dramatis pada pengaturan ruang dan waktu. Hal ini merupakan
indeks masyarakat informasi terpopular di tahun-tahun terakhir, sebagian besar
karena trilogi yang ditulis oleh Manuel Castells dengan
judul The Information Age
(1996-1998) dimana diamenerangkan
“masyarakat jejaring”.
konsepsi final tentang “masyarakat informasi” yang paling mudah dikenali
namun sulit diukur adalah dalam aspek budaya. Dari kehidupan sehari-hari kita
dapat merasakan, telah terjadi peningkatan yang luar biasa dalam hal informasi
pada sirkulasi sosial. Jauh meningkat dari yang pernah ada sebelumnya.
Televisi, misalnya, telah hadir lebih dari 45 tahun di Inggris, namun sekarang
TV diprogram untuk siaran 24 jam tiap hari. Di Indonesia saja, kini setidaknya
ada sebelas stasiun TV yang bersiaran secara nasional, belum menghitung puluhan
TV daerah lainnya.
Sementara
dampak dari informasi ini berbeda-beda pada setiap limgkungan, ada yang di rugikan
dan ada yang di untungkan tergantung bagaimana lingkungan tersebut beradaptasi.
Jadi munculnya untung dan rugi yang bersifat konstektual.
1.
Pihak
yang Diuntungkan
Di bidang usaha beragam inovasi ICT secara intensif
diteliti dengan focus intuk mendapatkan keunggulan bersaing dari para rival.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan-parusahaan melancarkan strategi yang
berkisar dari keunggulan biaya, spesialisasi atau paras baru, yang dijabarkan
ke dalam spesialisasi operasional dan aktifias-aktifitas unik. Hanya dengan mengkombinasi
efisiensi operasional dan aktifitas-aktifitas bisnis yang unik, sebuah
perusahaan akan menikmati keunggulan yang bertahan untuk waktu yang lama.
manfaat dan pengaruh ICT juga dirasakan sejumlah
komunitas di negara-negara berkembang. Misalnya di bidang pendidikan, pembaruan
dibidang system pendidikan dapat dilakukan dengan cara memeperkenalkan computer
rumah sebahai media pelengkap untuk memperluas perolehan informasi bagi
anak-anak ( Habib dan Cornford, 2001 ).
Di bidang layanan public, penggunaan system pajak online
untuk melaporkan pajak tahunan dan pengembangan website otoritas pajak yang
menyajikan informasi seputar system pajak di suatu negara memeungkinkan
administrasi yang lebih efisien serta dapat menghindari kemungkinan kecurangan
yang mungkin dapat dilakukan oleh petugas pajak dan pelaku potensial. Manfaat
lain juga dirasakan di sector pertanian, dimana informasi yang lebih baik
didapatkan oleh para petani. Terutama dalam hal perkiraan harga pasar dan
menjamin terus tersedianya input dan jasa pertanian lainnya ( Berdegue dan
Escober, 2001 ).
2.
Pihak
yang Dirugikan
Di bidang bisnis, sebagai tekanan ekonomi untuk tetap
berada di atas, kompetisi yang ketat menghasilkan monopoli ketika suatu
perusahaan menguasai informasi yang lebih banyak di bandingkan dari perusahaan
yang lain.
Hal yang sama juga terjadi di bidang pendidikan diman
terdapat risiko potensial akan penggunaan website yang tidak berwenang yang
dilakukan oleh pelajar bahkan pengajar. Bagi pelajar di negara-negara
berkembang, rasa penghormatan bagi karya ilmiah orang lain masih rendah
dibandingakan denagn teman-teman di negara maju.
Dilayanan public, fenimena adanya digital divide
menunjukan contoh jelas akan bagaimana masyarakat-masyarakat di daerah
terpencil masih tertinggal jauh dari masyarakat perkotaan seperti pada bidang
kesehatan, listrik, dan pedidikan. Di bidang pertanian sebyuah website sering
kali menyajikan informasi beragam yang terkadang cenderung menyesatkan para
petani dimana terdapat banyak informasi ynga disajikan tidak relevan bagi
pengambilan keputusan si petani. Mungkin inforamsi ini hanya dapat merguna bagi
sedikit petani saja.
ICT
telah memberikan dampak pada cara masyarakat berinteraksi dan membangun
komunitas lewat jalan baru dalam memperoleh informasi, menyimpan informasi, dan
menyebarluaskan informasi kedalam masyarakat. ICT sangat penting di era
reformasi sekarang ini, terdapat kelompok- kelompok yang mendapatkan manfaat
tapi ada kelompok-kelompok yang menderita dari penggunaan ICT pada kehidupan.
Hal ini muncul karena setiap perubahan pasti akan menimbulkan dampak yang
berbeda-beda bagi setiap kalangan masyarakat. Masyarakat informasi harus harus
secara konstektual mempertimbangkan informasi mana yang harus dieksploitasi
untuk memenuhi kebutuhan tujuan komunitas.
Tugas
kitalah sebagai intelektual untuk mendidik masyarakat kita agar minimal
masyarakat kita menyadari pendidikan serta keterampilan yang dapat mengentaskan
masyarakat kita dari kemikinan. Dengan demikian kita dapat bersuka cita untuk
dapat memasuki
masyarakat informasi.
http://satrioarismunandar6.blogspot.com/2010/01/berbagai-teori-tentang-masyarakat.html
Sumber :
http://yokisaputtrahutabarat.wordpress.com/2010/02/19/pengertian-masyarakat-informasi/
http://adzamsenu.blogspot.com/2012/11/ciri-ciri-masyarakat-informasi.html
http://dwiky-a-p-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-36721-Kuliah- karakteristik%20masyarakat%20informasi.html
http://novian-r-p-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37219-eJournal-Masyarakat%20Informasi%20%20Frank%20Webster.html
http://mpheenanovi89.wordpress.com/masyarakat-informasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar