Halaman

Jumat, 27 Desember 2013

Masyarakat Informasi

informastion society atau masyarakat informasi adalah suatu keadaan masyarakat dimana produksi, distribusi dan manipulasi suatu informasi menjadi kegiatan utama.
Information society atau masyarakat Informasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat dan sebuah ekonomi yang dapat membuat kemungkinan terbaik dalam menggunakan informasi dan teknologi komunikasi baru (new information and communication technologies(ICT’s)).
Perkembangan Masyarakat
Menurut Bell (1973) masyarakat mengalami beberapa tahap hingga akhirnya dapat menjadi masyarakat informasi. Mulai dari masyarakat agraris, masyarakat industri, hingga akhirnya menjadi masyarakat informasi.
1.        Masyarakat Agraris
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan.
Adapun ciri-ciri dari masyarakat agraris adalah:
a.    SDA yang dimiliki berupa angin, air, tanah, dan manusia.
b.    Sumber daya alam yang di butuhkan berupa alam sebagai bahan mentah.
c.    Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan tidak mempunyai keahlian.
d.   Masih menggunakan peralatan manual.
e.    Perkembangan yang terjadi secara tradisional.
f.     Mode produksi di bidang pertanian, peternakan, pertambangan, perikanan.


2.        Masyarakat Industri
Masyarakat industri terwujud pasca terjadinya revolusi Industri di Inggris sejak ditemukannya mesin uap pada tahun 1712.
Di bidang media, pada tahun 1830-an, dengan berkurangnya buta huruf dan berkembangnya berbagai produk baru hasil dari industri baru, maka mulai muncul pemikiran tentang perlunya iklan, yang berfungsi menampilkan suatu jenis produk baru. Dan mulai perioda ini mulailah muncul gagasan – gagasan tentang pemasangan iklan surat kabar (koran), radio dan film.
Adapun ciri-ciri dari masyarakat industri adalah:
a.    Mendayagunakan sumber daya listrik dan bahan baker.
b.    Memerlukan modal.
c.    Mayoritas masyarakat sebagai ahli mesin dan mempunyai keahlian.
d.   Menggunakan peralatan mesin.
e.    Menerapkan perkembangan pertumbuhan ekonomi.
f.     Mode produksi berupa produsen, distributor, dan konstruksi berat.

3.        Masyarakat Informasi
Pada akhir 50-an dimana mulai berkembang teknologi komunikasi bersamaan dengan berkembangnya teknologi komputer, maka pekerja yang bergerak di bidang media dan informasi menjadi sekitar separuh dari jumlah jenis pekerjaan yang ada, yang ini dimulai sekitar akhir tahun 60-an.
Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village”. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead” makin lama makin nyata kebenarannya.
Adapun ciri-ciri dari masyarakat informasi adalah:
a.    Adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang tinggi) dalam kehidupan masyarakatnya sehari – hari pada organisasi – organisasi yang ada, dan tempat– tempat kerja
b.    Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta kegiatan– kegiatan lainnya.
c.    Kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh

Ada lima sudut pandang untuk mendefinisikan tentang masyarakat informasi, dengan kriteria masing-masing. Kriteria tersebut adalah teknologi, ekonomi, pekerjaan, spasial, dan budaya.
Dalam aspek teknologi, definisi yang paling umum tentang masyarakat informasi menekankan pada inovasi teknologi yang spektakuler. Ide kuncinya adalah bahwa terobosan dalam proses informasi, penyimpanan dan transmisinya tampaknya telah mendorong ke arah aplikasi teknologi informasi (IT) pada seluruh sudut dan aspek kehidupan masyarakat.
Sementara itu, dalam aspek ekonomi, ada subdivisi dalam ilmu ekonomi yang memperhatikan “ekonomi informasi.” Fritz Machlup (1902-1983), misalnya, membuat penilaian tentang ukuran dan pertumbuhan industri-industri informasi. Ia membedakan lima kelompok besar industri (yang kemudian dipecah lagi menjadi 50 cabang). Lima kelompok besar itu adalah: pendidikan (sekolah, perpustakaan, universitas); media komunikasi (radio, TV, periklanan); mesin-mesin informasi (komputer, alat musik); jasa informasi (hukum, asuransi, kedokteran); dan aktivitas informasi lainnya (riset dan pengembangan, aktivitas nirlaba).
Pengukuran popular dari kemunculan masyarakat informasi ialah pengukuran yang terpusat pada perubahaan pekerjaan. Dalam masyarakat informasi, pradominansi pekerjaan ditemukan dalam pekerjaan informasi.
Konsepsi masyarakat informasi ini digambarkan dalam perspektif geografi. Disini, penekanan besarnya adalah pada jaringan informasi yang menghubungkan banyak lokasi sehingga mempunyai dampak dramatis pada pengaturan ruang dan waktu. Hal ini merupakan indeks masyarakat informasi terpopular di tahun-tahun terakhir, sebagian besar karena trilogi yang ditulis oleh Manuel Castells dengan judul The Information Age (1996-1998) dimana diamenerangkan “masyarakat jejaring”.
konsepsi final tentang “masyarakat informasi” yang paling mudah dikenali namun sulit diukur adalah dalam aspek budaya. Dari kehidupan sehari-hari kita dapat merasakan, telah terjadi peningkatan yang luar biasa dalam hal informasi pada sirkulasi sosial. Jauh meningkat dari yang pernah ada sebelumnya. Televisi, misalnya, telah hadir lebih dari 45 tahun di Inggris, namun sekarang TV diprogram untuk siaran 24 jam tiap hari. Di Indonesia saja, kini setidaknya ada sebelas stasiun TV yang bersiaran secara nasional, belum menghitung puluhan TV daerah lainnya.
Sementara dampak dari informasi ini berbeda-beda pada setiap limgkungan, ada yang di rugikan dan ada yang di untungkan tergantung bagaimana lingkungan tersebut beradaptasi. Jadi munculnya untung dan rugi yang bersifat konstektual.
1.        Pihak yang Diuntungkan
Di bidang usaha beragam inovasi ICT secara intensif diteliti dengan focus intuk mendapatkan keunggulan bersaing dari para rival. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan-parusahaan melancarkan strategi yang berkisar dari keunggulan biaya, spesialisasi atau paras baru, yang dijabarkan ke dalam spesialisasi operasional dan aktifias-aktifitas unik. Hanya dengan mengkombinasi efisiensi operasional dan aktifitas-aktifitas bisnis yang unik, sebuah perusahaan akan menikmati keunggulan yang bertahan untuk waktu yang lama.
manfaat dan pengaruh ICT juga dirasakan sejumlah komunitas di negara-negara berkembang. Misalnya di bidang pendidikan, pembaruan dibidang system pendidikan dapat dilakukan dengan cara memeperkenalkan computer rumah sebahai media pelengkap untuk memperluas perolehan informasi bagi anak-anak ( Habib dan Cornford, 2001 ).
Di bidang layanan public, penggunaan system pajak online untuk melaporkan pajak tahunan dan pengembangan website otoritas pajak yang menyajikan informasi seputar system pajak di suatu negara memeungkinkan administrasi yang lebih efisien serta dapat menghindari kemungkinan kecurangan yang mungkin dapat dilakukan oleh petugas pajak dan pelaku potensial. Manfaat lain juga dirasakan di sector pertanian, dimana informasi yang lebih baik didapatkan oleh para petani. Terutama dalam hal perkiraan harga pasar dan menjamin terus tersedianya input dan jasa pertanian lainnya ( Berdegue dan Escober, 2001 ).
2.        Pihak yang Dirugikan
Di bidang bisnis, sebagai tekanan ekonomi untuk tetap berada di atas, kompetisi yang ketat menghasilkan monopoli ketika suatu perusahaan menguasai informasi yang lebih banyak di bandingkan dari perusahaan yang lain.
Hal yang sama juga terjadi di bidang pendidikan diman terdapat risiko potensial akan penggunaan website yang tidak berwenang yang dilakukan oleh pelajar bahkan pengajar. Bagi pelajar di negara-negara berkembang, rasa penghormatan bagi karya ilmiah orang lain masih rendah dibandingakan denagn teman-teman di negara maju.
Dilayanan public, fenimena adanya digital divide menunjukan contoh jelas akan bagaimana masyarakat-masyarakat di daerah terpencil masih tertinggal jauh dari masyarakat perkotaan seperti pada bidang kesehatan, listrik, dan pedidikan. Di bidang pertanian sebyuah website sering kali menyajikan informasi beragam yang terkadang cenderung menyesatkan para petani dimana terdapat banyak informasi ynga disajikan tidak relevan bagi pengambilan keputusan si petani. Mungkin inforamsi ini hanya dapat merguna bagi sedikit petani saja.

ICT telah memberikan dampak pada cara masyarakat berinteraksi dan membangun komunitas lewat jalan baru dalam memperoleh informasi, menyimpan informasi, dan menyebarluaskan informasi kedalam masyarakat. ICT sangat penting di era reformasi sekarang ini, terdapat kelompok- kelompok yang mendapatkan manfaat tapi ada kelompok-kelompok yang menderita dari penggunaan ICT pada kehidupan. Hal ini muncul karena setiap perubahan pasti akan menimbulkan dampak yang berbeda-beda bagi setiap kalangan masyarakat. Masyarakat informasi harus harus secara konstektual mempertimbangkan informasi mana yang harus dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan tujuan komunitas.

Tugas kitalah sebagai intelektual untuk mendidik masyarakat kita agar minimal masyarakat kita menyadari pendidikan serta keterampilan yang dapat mengentaskan masyarakat kita dari kemikinan. Dengan demikian kita dapat bersuka cita untuk dapat memasuki masyarakat informasi.


Sumber :
http://satrioarismunandar6.blogspot.com/2010/01/berbagai-teori-tentang-masyarakat.html
http://yokisaputtrahutabarat.wordpress.com/2010/02/19/pengertian-masyarakat-informasi/
http://adzamsenu.blogspot.com/2012/11/ciri-ciri-masyarakat-informasi.html
http://dwiky-a-p-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-36721-Kuliah-          karakteristik%20masyarakat%20informasi.html
http://novian-r-p-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37219-eJournal-Masyarakat%20Informasi%20%20Frank%20Webster.html
http://mpheenanovi89.wordpress.com/masyarakat-informasi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar